salah satu ciri disfungsi keluarga adalah perceraian orang tua, dan hal ini dapat berdampak kurang baik pada anak terutama remaja, mereka kerap mengalami kebingungan dalam mengambil keputusan , ikut ayah atau ibu, selalu merasa menderita secara mental kehilangan rasa aman, perasaan iri dan sedih melihat teman sebaya yang memiliki keluarga utuh.
Perceraian biasanya di sebut talak artinya memutuskan tali perkawinan yang syah, berdasarkan inisiatif dari suami atau pun isteri dan dalam UU Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan bahwa perkawinan dapat putus karena , kematian, perceraian, dan atas keputusan pengadilan.....
Dampak perceraian pada anak
Keluarga dikatakan utuh bila lengakap anggotanya misalnya ayah, ibu, dan anak- anak. jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan perlu diimbangi dengan kualitas dan intensitas hubungan sehingga ketidak hadiran ayah ibu di rumah tetap di rasakan kehadirannya dan dihayati secara psikologis.
saat terjadi perceraian terjadi kecenderungan perubahan sikap pada ibu, dia menjadi kurang memberikan kasih sayang, memperlakukan anaknya lebih keras seperti memberi tugas yang disertai ancaman dan mendidik pun tidak sistematis serta bersifat memaksa tampa memperdulikan reaksi negatif atau pun positif dari anak- anaknya.
Menurut Kartini Kartono (patologi sosial) : dampak percerain ortu pada anak akan menimbulaka rentetan kesulitan , pertengakaran dan pertikaian ortu membuat anak menjadi sedih dan panik, perasaan mereka selalu berkecamuk malu, berduka dan merasa teromban - ambing oleh perasaan cinta dan kecewa. dan deraan rasa rindu dendam dan benci pada orang tua mereka.
Mereka mulai mengalami rasa tidak aman secara emosional (emotional insecurity) , batin mereka tertekan karena ketidak dewasaan orang- orang yang mereka cintai, kadangkala perasaan malu pada lingkungan , semuanya menimbulkan kepedihan batin yang hebat, terjadilah banyak konflik batin yang serius , kalau terlambat memberikan bimbingan dan konseling mereka semakin tertekan dan di khawatirkan menjadi pasien kekalutan mental dengan ciri penyimpangan yang khas.
Ada baiknya sebagai orang tua kita harus mengesampingkan egoisme,, karena dampak signafikan akan sangat menghujam relung hati anak dan dapat menimbulkan luka mendalam selayaknya trauma... bahkan dari hasil penelitian mengungkapkan remaja putri yang menjadi korban perceraian ortu biasanya mencari pasangan yang lebih tua berkali lipat dari usianya karena kerinduannya pada sosok seorang ayah,, nah figur yang kebapakan itu hanya ada pada orang- orang yang berusia mapan dan telah terikat dalam perkawinan yang legal, akhirnya demi menuntaskan keinginannya mereka rela menjadi wanita kedua atau ketiga asal mendapatkan lagi apa yang mereka inginkan , ini juga bisa berlaku pada remaja pria ..
anak adalah asset kita dimasa depan,, selaku orang tua memberikan suri tauladan pada anak,, andai perceraian tak terelakkan sebaiknya persiapkan mental anak agar tidak terjadi penyimpangan yang akan merugikan kehidupan mereka di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar