Setiap Orang Memiliki Cara Sendiri Dalam Memandang Kehidupan Dan Beginilah Cara-KU

Rabu, 20 Februari 2013

CALEG ARTIS

Popularitas artis merupakan senjata mumpuni untuk menarik minat masyarakat, daya tarik massa, padahal kualitas masih di pertanyakan , hal ini terjadi juga karena kompetisi yang makin ketat.

Partai ingin instan meraih suara tampa mengetahui dampak buruknya pada pemerintah dan partai politik itu sendiri, bila memang ingi mencalon hendaknya yang matang, jangan tiba - tiba karena dari segi loyalitas terhadap partai masih di pertanyakan, selain belum dapat beradaptasi secara maksimal , belum saling mengenal dan belum dapat bertukar fikiran dengan sesama anggota/ kader partai lainnya.


Artis bisa mendongkrak popularitas, tetapi belum tentu bisa memperbaiki citra partai.

"Bahkan posisi artis yang masuk legislasi banyak bermasalah misal masalah pribadi yang kemudian bisa terbebani pada masalah politik, bahkan termasuk kasus Angie yang jadi contoh negatif politisi dari kelompok selebritas ke dunia politik," lanjutnya.

Menurut Gun Gun, mencalonkan artis dalam Pileg 2014 mungkin hanya akan efektif berlaku di wilayah-wilayah yang masih memiliki persepsi artis dapat mendompleng suara partai tanpa harus melihat kapabiltas sang calon.

"Pemilu 2014 respek publik kepada selebritas sudah rendah, kecuali di wilayah yang masih bisa manfaatkan artis misal wilayah seperti Jawa Barat yang artis masih berpengaruh," ucapnya.

Gun Gun menuturkan, ada dua klaster bagaimana artis masuk sebagai calon legislatif. "Pertama diisi oleh artis yang sebetulnya hanya vote getters, dia hanya pendulang suara dan itu biasanya ciri dominannya hanya mewakili kepentingan parpol yang basis suaranya rendah sebagai basis popularitas. Klaster ini tidak punya background politisi dan bukan ideolog, terutama dalam kerja politik misal terkait isu-isu politik urusan publik," jelasnya.

"Kluster ini contohnya di tahun 2009-2014 ini ada nama-nama seperti Eko Patrio atau Primus Yustio yang masih di kluster ini," lanjutnya.

Kedua adalah klaster politisi yang sebetulnya sedari awal memiliki sense of politics tinggi dan punya pengalaman berintegrasi ke dalam kaderisasi politik. Misal, Wanda Hamidah, Dedi Gumilar, Nurul Arifin dan lain-lain.

"Itu backgorund mereka punya histori dengan partai, bukan hanya pelengkap penderita tapi dia punya peran. Cirinya mereka ikut dalam kaderisasi, direkrut partai, dibina dan dimasukkan ke dalam jabatan pbulik. Klaster kedua ini masih punya kontribusi dan kualifikasi dalam konteks isu-isu publik," terangnya.

"Tetapi Pemilu 2014 ini, konfigurasi kelompok selebritas sebagai vote getter berintegrasi masuk politik masih tetap akan mewarnai secara dominan," lanjutnya memprediksi.

Namun, tidak hanya artis yang akan mewarnai kontestasi Pileg 2014. Gun Gun menuturkan ada empat kalangan lainnya yang harus bersaing dengan kalangan artis.

"Kalau saya lihat komposisi dalam legislasi atau eksekutif hasil koalisi ini akan diisi dari 5 komponen yaitu selebritas, mantan birokrat atau milter, mantan aktivis, kelompok kampus atau akademisi dan terakhir pengusaha dengan kekuatan reward dan power jadi lumbung," ucapnya.

Tidak ada komentar: